Untuk sampai ke luar angkasa, sebuah pesawat tentu membutuhkan mesin atau sebuah roket. Tetapi tidak dengan pesawat bernama Perlan II ini.
Perlan II adalah pesawat yang dikembangkan oleh Einar Enevoldson, seorang pilot tes terbang NASA. Penelitian untuk membuat Perlan II pun dilakukan sejak tahun 1992 silam.
Hasilnya, jadilah sebuah pesawat terbang layang atau 'glider' yang diciptakan untuk memecahkan rekor ketinggian sebuah pesawat tanpa mesin. Di penerbangan pertamanya yang dilakukan menjelang akhir September lalu, Perlan II mampu terbang hingga ketinggian 1,5 kilometer!
Namun, pencapaian itu masih sangat jauh dari target mereka tahun 2016 nanti, yakni membuat Perlan II terbang di ketinggian 27.430 kilometer, atau biasa ilmuwan sebut tepian luar angkasa. Bahkan, ketinggian itu mengalahkan rekor dunia saat ini yang dicatatkan oleh pesawat bermesin jet 'BlackBird'.
Mengulas perkembangan informasi sains dan teknologi terbaru dan terupdate
Rabu, 30 September 2015
Kamis, 17 September 2015
Siswa SMKN Aceh Ubah Air Untuk Bahan Bakar Sepedah Motor
Siswa SMKN 2 Sinabang, Pulau Simeulue, Aceh, berhasil memodifikasi sepeda motor berbahan bakar air. Hanya dengan satu liter air, motor ini diklaim bisa menempuh jarak 700 kilometer.
Adalah Nanda Alavanta bersama teman-teman sekelasnya di jurusan Teknik Otomotif SMKN 2 Sinabang yang berinisiatif merancang motor berbahan bakar air ini. "Habis waktu sebulan membuat ini. Dari penilitian sampai proses erencangnya," cerita Nanda kepada Okezone di sela pameran Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke 56 baru-baru ini.
Motor irit bensin dan ramah lingkungan itu pertama kali dipamerkan Nanda dan timnya dalam Expo Pendidikan yang berlangsung hingga 18 September. Motor ini pun menyedot perhatian banyak pengunjung.
Nanda mengaku sudah menguji ketahanan motor buatannya. Menurutnya, dengan seliter air murni, motor tersebut sanggup berjalan hingga 700 Km dengan kecepatan normal.
Adalah Nanda Alavanta bersama teman-teman sekelasnya di jurusan Teknik Otomotif SMKN 2 Sinabang yang berinisiatif merancang motor berbahan bakar air ini. "Habis waktu sebulan membuat ini. Dari penilitian sampai proses erencangnya," cerita Nanda kepada Okezone di sela pameran Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke 56 baru-baru ini.
Motor irit bensin dan ramah lingkungan itu pertama kali dipamerkan Nanda dan timnya dalam Expo Pendidikan yang berlangsung hingga 18 September. Motor ini pun menyedot perhatian banyak pengunjung.
Nanda mengaku sudah menguji ketahanan motor buatannya. Menurutnya, dengan seliter air murni, motor tersebut sanggup berjalan hingga 700 Km dengan kecepatan normal.
Label:
Energi
Rabu, 09 September 2015
Terrafugia TF-X, mobil terbang masadepan
Terrafugia TF-X merupakan mobil terbang masa depan yang telah diimpikan oleh banyak orang. Kendaraan futuristik yang dirancang oleh perusahaan Terrafugia Boston, Amerika Serikat.
Mobil terbang ini mampuh menanpung empat penumpang dan untuk menerbangkannya tidak tergantung pada jalan atau landasan pacu karena kendaraan ini mampu lepas landas secara vertikal.
TF-X memiliki tenanga yang berasal dari energi listrik yang digabungkan dengan mesin berkekuatan 300 brake horse power berbahan bakar bensin. Dorongan saat mengangkasa dihasillkan dari kipas di bagian belakang dan baling-baling di ujung kedua sayap.
Mobil terbang ini mampuh menanpung empat penumpang dan untuk menerbangkannya tidak tergantung pada jalan atau landasan pacu karena kendaraan ini mampu lepas landas secara vertikal.
TF-X memiliki tenanga yang berasal dari energi listrik yang digabungkan dengan mesin berkekuatan 300 brake horse power berbahan bakar bensin. Dorongan saat mengangkasa dihasillkan dari kipas di bagian belakang dan baling-baling di ujung kedua sayap.
Rabu, 02 September 2015
Manfaatkan Angin dan Air Siswa SMA ini Ciptakan Pembangkit Listrik "Winner Voice"
Dua siswa asal SMAN 2 Semarang menciptakan pembangkit listrik yang menanfaatkan energi angin dan pelepasan vortex atau aliran air yang berputar.
Zufar Maulana Ihsan dan Fa'iq Amanullah Utomo memberi nama temuannya ini dengan Winner Voice (Wind Energy and Vortex Induced Energy). Alat temuannya ini masuk dalam kategori Finalis National Young Inventors Award (NYIA) ke-8 Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut Fa'iq "Alat ini tentang pembangkit listrik yang mengambil energi angin dan pelepasan vortex. Dalam satu alat ada dua benda yang bisa mengekstrak dari dua elemen berbeda yakni air dan angin," jelasnya saat berbincang dengan detikcom.
Zufar Maulana Ihsan dan Fa'iq Amanullah Utomo memberi nama temuannya ini dengan Winner Voice (Wind Energy and Vortex Induced Energy). Alat temuannya ini masuk dalam kategori Finalis National Young Inventors Award (NYIA) ke-8 Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut Fa'iq "Alat ini tentang pembangkit listrik yang mengambil energi angin dan pelepasan vortex. Dalam satu alat ada dua benda yang bisa mengekstrak dari dua elemen berbeda yakni air dan angin," jelasnya saat berbincang dengan detikcom.
Label:
Energi,
Riset,
Teknologi Ramah Lingkungan
Jokowi Resmikan Satelit 'Maritim' LAPAN A2
Satelit equatorial pertama buatan Indonesia yakni LAPAN A2, Akan diresmikan Presiden Joko Widodo. Satelit ini akan dipergunakan untuk pemantauan kemaritiman Indonesia.
Menurut agenda yang diperoleh pada Kamis (3/9/2015) Presiden Jokowi akan menyampaikan sambutan pada pukul 09.00 WIB di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Jl Cagak Satelit Km 04, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. Satelit tersebut akan diluncurkan dengan menumpang roket dari India esok hari.
LAPAN A2 sebenarnya sudah selesai pada tahun 2012 dengan tahap perancangan, pembuatan, dan pengujian di dalam negeri. LAPAN A2 berbeda dengan 'kakaknya' yakni LAPAN A1/LAPAN-TUBSAT karena telah menggunakan teknologi satelit mikro, sehingga selangkah lebih maju.
Menurut agenda yang diperoleh pada Kamis (3/9/2015) Presiden Jokowi akan menyampaikan sambutan pada pukul 09.00 WIB di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Jl Cagak Satelit Km 04, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. Satelit tersebut akan diluncurkan dengan menumpang roket dari India esok hari.
LAPAN A2 sebenarnya sudah selesai pada tahun 2012 dengan tahap perancangan, pembuatan, dan pengujian di dalam negeri. LAPAN A2 berbeda dengan 'kakaknya' yakni LAPAN A1/LAPAN-TUBSAT karena telah menggunakan teknologi satelit mikro, sehingga selangkah lebih maju.
Label:
Ilmuwan Indonesia,
Riset,
Satelit
Langganan:
Postingan (Atom)