Alat yang digerakkan dengan sinyal otak bukan khayalan. Dua mahasiswa Universitas Bina Nusantara (Binus) ini mengembangkan kursi roda yang digerakkan sinyal otak.
Adalah Jennifer Santoso (21) dan Ivan Halim Parmonangan (21), mahasiswa Semester 7 Teknik Informatika yang membuat proyek skripsi karena melihat banyak sekitarnya membutuhkan kursi roda.
"Banyak yang tangannya patah, cacat seluruh tubuh, lumpuh dari leher ke bawah. Kami ingin membuat sistem yang menolong orang lain," tutur Jennifer kala ditemui di Binus Kampus Jalan KH Syahdan, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (22/1/2016).
Dari observasi penyandang disabilitas di sekitar mereka, ternyata, banyak disabilitas itu otak dan pikirannya masih sehat. Sehingga, Jennifer dan Ivan mengembangkan kursi roda dengan kendali otak. Penelitian ini sebenarnya melanjutkan dan mengembangkan penelitian kakak kelas mereka.
Mengulas perkembangan informasi sains dan teknologi terbaru dan terupdate
Jumat, 22 Januari 2016
Selasa, 05 Januari 2016
Kaka Beradik Asal Salatiga Lusuan SMK Kalahkan Doktor Ahli di Kompetisi Desain Komponen Jet Dunia
Kakak beradik, Arfian Fuadi (29) dan M Arie Kurniawan (24), memang cuma lulusan SMK. Mereka belajar desain teknik secara otodidak. Siapa sangka, kemampuan itu ternyata membuatnya mendunia. Mereka mengalahkan doktor dan ahli di perusahaan penerbangan dalam kompetisi.
Dengan peralatan dan modal seadanya, Arfian dan Arie mendirikan perusahaan desain bernama DTECH-ENGINEERING pada tahun 2009. Mereka mencari peluang order melalui situs online. Order datang dari Jerman, lalu dari negara-negara lain.
Pada tahun 2013, kenang Arfian, perusahaan besar General Electric (GE) asal Amerika mengadakan kompetisi Global Challenge untuk membuat desain bracket jet.
"Ada yang ikut hampir 700 orang dari berbagai negara. Adik saya, Arie ikut mengirimkan," ujar Arfian kepada detikcom di rumahnya, Canden, Tingkir, Salatiga, Senin (4/1/2016).
Label:
Pesawat
Langganan:
Postingan (Atom)